Nikah di Awal Pandemi Covid-19

Aku mulai semua cerita ini dengan sebuah hikmah bahwa manusia memang hanya bisa berencana namun Allah lah penentu dan sang empunya kuasa atas segalanya, termasuk rencana pernikahan kami.


Dan cerita ini akan menjadi sebuah sejarah pernikahan kami berdua untuk dibaca anak cucu kami kelak.


Sebelumnya saya ceritakan background kami berdua, saya dan suami saya sebelum menikah sama-sama berdomisili di Kulon Progo karena pekerjaan. Keluarga besar saya mayoritas di Solo, dan keluarga besar suami saya mayoritas di Surabaya. Rekan kerja kami yang akan menjadi tamu kami mayoritas berasal dari luar kota yaitu Jakarta (karena sebelumnya saya bekerja di Jakarta selama 5 tahun), Surabaya dan Yogyakarta.


Kami telah merencanakan pernikahan kami sejak bulan September 2019, pernikahan akan kami langsungkan pada tanggal 4 April 2020, angka cantik 04-04-2020. Vendor-vendor pernikahan sudah kami booking, mulai dari wedding organizer, fotografer, dekorasi, MUA (Make Up Artist), band pengiring, persewaan wedding dress, dan yang paling utama adalah venue atau gedung pernikahan kami yang berlokasi di salah satu hotel bintang 4 di kota Solo. Rencana pernikahan kami akan mengundang 750 orang tamu, diadakan di ballroom dengan seat arrangement round table. Konsep akad adat jawa dan resepsi konsep nasional.


Long story short…………


Bulan November 2019 setelah kedua keluarga saling berkunjung dan sudah melaksanakan "tembungan", kami mulai mem-booking venue atau gedung pernikahan dan vendor pendukung lainnya, DP (down payment) sudah kami bayarkan. Segala persiapan dan rencana acara pernikahan mulai kami susun dan kami cicil kesiapannya satu persatu.


Bulan Februari 2020, kami juga telah menyiapkan baju seragam among tamu untuk kedua keluarga besar dan juga bridesmaid. Semua itu telah kami bagikan untuk dijahitkan. Konsep pernikahan sudah semakin matang, arrangement dekorasi sudah saya request ke vendor, segala persiapan sudah nampak semakin matang baik dari acara pendukung hingga acara utama nantinya di tanggal 4 April 2020. Sekitar 400 souvenir dan 300 undangan pernikahan juga sudah siap karena rencananya undangan akan saya sebarkan di awal dan pertengahan Maret.


Awal bulan Maret 2020, wabah corona mulai muncul ke permukaan media Indonesia yang mungkin sebenarnya sudah masuk di Indonesia sebelum diberitakan. Pada saat itu, yang gencar adalah di wilayah Jakarta dan daerah lain masih belum terlalu “ngeh” akan wabah tersebut. Tanggal 5 Maret 2020 kami sudah menyebarkan undangan ke rekan-rekan kerja saya dari beberapa wilayah di Indonesia yang saat itu dinas ke Yogyakarta.


Pertengahan Maret, wabah tersebut mulai menjadi sebuah kekhawatiran yang melanda kami dan keluarga besar. Berbagai larangan mengadakan perkumpulan sudah mulai diumumkan oleh pemerintah.


Tanggal 19 Maret 2020, Kepolisian Republik Indonesia mengeluarkan maklumat tentang Kepatuhan Terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona (COVID-19) yang salah satu poinnya menyatakan bahwa tidak diperbolehkan untuk mengadakan resepsi pernikahan. Namun kami belum terinformasi akan adanya maklumat ini.



Tanggal 20 Maret 2020 Kami melaksanakan rapat panitia pernikahan yang istilah jawanya adalah Kumbokarnan. Pada saat itu, larangan berkumpul dan protokol kesehatan sudah cukup ketat diterapkan, sehingga undangan rapat kami batasi, dan kami semua mengenakan masker dan menyiapkan hand sanitizer. Pada saat itu kami sudah menyiapkan skenario untuk mengurangi jumlah tamu undangan untuk acara resepsi, mengingat resepsi kami di hotel yang ketat akan protocol dan pengawasan dari pemkot.

Setelah mendapat informasi mengenai maklumat tersebut, kami mulai memikirkan berbagai skenario. Waktu pernikahan tinggal 2 minggu lagi, di masa itulah kami benar-benar galau, bingung, gelisah mengenai rencana pernikahan kami akankah tetap diadakan atau ditunda. Posisi saat itu kami berencana akan menyebarkan undangan H-2 hingga H-1 minggu acara. Namun karena adanya keraguan karena pandemic, kami urung menyebarkan undangan hingga kami benar-benar memutuskan kepastian acaranya pernikahan kami.


Skenario pertama:

Tetap mengadakan akad dan resepsi di hotel dengan jumlah tamu yang dikurangi. Kami membuat RSVP menggunakan google form untuk mengkonfirmasi kehadiran para tamu yang akan kami sebarkan ke para tamu undangan.

Mengganti venue dari ballroom ke ruangan yang lebih kecil dengan kapasitas sekitar 100 orang saja.


Skenario kedua:

Menunda resepsi sampai waktu yang belum dapat ditentukan. Acara pernikahan hanya akad saja dengan lokasi di hotel dengan jumlah tamu terbatas. Tidak menyebarkan undangan dan menyampaikan pengumuman penundaan resepsi kepada tamu yang telah menerima undangan.


Skenario ketiga:

Resepsi dibatalkan atau ditiadakan sama sekali, bukan ditunda. Acara pernikahan hanya akad saja. Pertimbangannya adalah karena kami berdua tidak ingin repot untuk kedua kalinya dan agar biaya pernikahan tidak semakin bertambah.


Pada saat diskusi mengenai skenario tersebut kami dan keluarga mengalami berbagai kegalauan karena ada masukan-masukan dari wedding organizer juga keluarga besar sehingga menambah banyak pertimbangan keputusan yang harus kami ambil.


Akhirnya H-13 yaitu pada tanggal 22 Maret 2020 kami memutuskan untuk memilih skenario kedua. Dalam waktu 13 hari kami langsung “gercep” mengatur ulang semuanya yang semula Akad dan Resepsi dengan jumlah tamu 750 orang, menjadi akad saja dengan tamu undangan khusus hanya keluarga saja.


Kami langsung memberitahukan kepada para vendor bahwa resepsi ditunda, yang mana artinya DP tertahan di vendor hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Saat itu vendor yang tidak kami tunda namun kami downgrade ordernya adalah dekorasi dan MUA. Untuk fotografer saya mencari lagi fotografer baru, dan alhamdulillah wedding organizer kami sangatlah kooperatif. Meskipun saya tidak meminta untuk dibantu, namun pihak WO terus berusaha membantu kami melaksanakan akad dan memonitor persiapan kami demi kelancaran acara.


Kami pun terus berkoordinasi dengan pihak KUA, saat itu opsi untuk menggelar acara akad ada 2. Pertama akad di KUA dengan tamu hanya 10 orang di ruangan. Kedua, akad di luar KUA namun harus melapor pada gugus tugas Covid-19 dan diawasi oleh pihak kepolisian. Karena waktu semakin mepet, akhirnya kami memutuskan untuk melaksanakan akad di KUA, siapa sangka acaranya akan sesederhana ini ya.


Setelah semuanya sudah jelas dan pasti, kami kembali menyusun konsep acaranya yaitu acara akad di KUA kemudian syukuran keluarga dekat dan makan-makan sederhana di rumah. Dekorasi pelaminan sangat sederhana kami siapkan di area ruang tamu rumah, fotografer kami booking personal hanya 1 orang, proses make up pun juga di rumah.


Tibalah hari H pernikahan kami, hari Sabtu, tanggal 4 April 2020. Keluarga suami dari Surabaya alhamdulillah dapat hadir dengan berkendara pribadi hanya 1 mobil menuju ke Solo di pagi hari karena acara akad dimulai pukul 09.00. Protokol kesehatan diterapkan sangat ketat, tamu undangan di KUA benar-benar hanya 10 orang, dengan kursi yang diatur berjarak untuk melaksanakan social distancing.


Alhamdulillah setelah berbagai drama yang kami dan keluarga lalui di waktu yang mendekati hari-H pernikahan, di hari yang indah itulah kami berdua sudah sah menjadi pasangan suami istri.

                                        




Disini saya sangat berterima kasih pada suami saya yang terus mengingatkan dan menenangkan kepanikan saya dengan penuh kesabaran. Suami saya ini sangat luar biasa dalam menenangkan kegundahan saya, dia selalu mengingatkan bahwa pernikahan ini adalah sebuah ibadah mulia, hakikat utama dari pernikahan adalah akad, sedangkan resepsi dan segala kelengkapannya bukanlah hal yang utama. Kondisi pandemi Covid-19 juga membawa banyak ketidakpastian, suami selalu mengingatkan untuk selalu berserah diri pada apa yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan bahwa semuanya ini pasti ada hikmahnya, dan niat pernikahan kami harus selalu diluruskan untuk beribadah.


Akhir cerita, saya ingin mengucapkan selamat pula kepada teman-teman pembaca sesama pengantin di masa Covid-19, selamat kalian telah sukses berjuang meluruskan niat bersama pasangan untuk menikah meskipun banyak aral melintang di masa pandemi, selamat atas pernikahannya semoga berkah selalu dan langgeng hingga akhir hayat.


Kami juga meminta maaf pada rekan-rekan yang tidak kami beritahukan bahwa kami akan menikah saat itu. Mohon dimaklumi, bukannya tidak ingin mengundang, jujur undangan sudah tertulis dan tertempel nama rekan-rekan di label namun tidak jadi kami sebarkan dan kami pun tidak sempat menyampaikan kabar bahagia ini satu per satu, hehe. Mohon dimaafkan yaaa.

Terima kasih kepada:

Wedding Organizer     : Samaradana Wedding Organizer

Make Up Artist            : Mahayunesa Make Up Artist

Fotografer                   : Solo Bride Story

Undangan pernikahan: Springstories

Dekorasi                     : Ami Dekorasi


Untuk ulasan detail pernikahan kami akan aku bahas di tulisan berikutnya yah....

Rumah Atsiri Indonesia: Wisata Edu-Kreasi di Tawangmangu

Salah satu tempat wisata edukatif yang instagramable di Tawangmangu : RUMAH ATSIRI INDONESIA (RAI) Resto, Aromatic Garden & Museum

"Rumah Atsiri Indonesia adalah kompleks edu-rekreasi dengan fasilitas MICE yang berlokasi di Desa Plumbon, Tawangmangu. Merupakan hasil restorasi dari bekas pabrik Citronella Indonesia-Bulgaria tahun 1963. Rumah Atsiri Indonesia kini bertransformasi menjadi tempat kegiatan terkait edu-rekreasi, penelitian dan pengembangan minyak atsiri. Beragam aktivitas menarik ditawarkan, antara lain: jelajah museum atsiri, tur taman dengan koleksi beragam tanaman atsiri, menikmati sajian restoran dengan citarasa khas Rumah Atsiri, dan aneka workshop yang akan menghidupkan jiwa scientist kita."

Sebuah narasi pada lembar brosur Rumah Atsiri yang membuat saya tidak sabar untuk segera mengeksplor area ini. Rumah Atsiri Indonesia beralamat di Jl. Watusambang, Watusambang, Plumbon, Kec. Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57792 atau sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Solo. 
Jam buka setiap hari pada pukul 10.00-17.00 WIB.
Instagram: @rumahatsiri
Website: www.rumahatsiri.com
Phone: 081211122263

Sistem tiket masuk RAI menggunakan kartu voucher senilai Rp 50.000,- per orang yang tidak dapat di refund atau di top up namun sangat lah worth it  karena voucher dapat digunakan untuk masuk ke museum atsiri seharga RP 15.000,- dan juga membeli makanan, minuman hingga souvenir. Apabila saldo voucher sudah habis, maka pembayaran bisa menggunakan cash.

Lobi Rumah Atsiri
Kesan pertama masuk RAI saya kagum sekali dengan interior design nya yang lebih mengedepankan  bentuk geometris yang ditata sedemikin rupa sehingga tampak sangat serasi, juga dipadu dengan warna netral putih, coklat dan abu menambah kesan hangat. Tak menyangka restorasi pabrik tahun 1963 bisa sebegitu apiknya. 

Area pertama yang saya kunjungi adalah mushola. Mushola RAI cukup luas, terletak di bawah area souvenir shop, area ini didominasi dengan material kayu, termasuk dinding dan lantai. Fasilitasnya cukup lengkap,  alat ibadah, sandal wudhu, rak sepatu, dan tempat wudhu.

Tangga ke Mushola

Area Mushola

Beranjak dari mushola, saya menuju ke area plaza outdoor berikut, 

Plaza RAI


Seperti sebuah maze yang amat luas, kita dibawa mengeksplorasi area RAI dan tujuan selanjutnya saya pun menuju ke Museum Atsiri. Harga tiket masuk : Rp 15.000,- dan pembayarannya dengan  melakukan taping kartu ke barrier gate dengan dibantu oleh petugas sebagai tiket masuk.








Penyulingan Serai
Beranjak keluar dari museum, terdapat taman yang ditata rapih berisi tanaman penghasil minyak atsiri seperti Rosemary, Serai Hijau, Kenanga, Kanthil, Lavender, Lada, Citronella, dan lain lain. Berjalan di antara tanaman-tanaman ini saja saya bisa mencium aroma wangi nya, apalagi kalau diolah menjadi minyak esensial.


Pintu keluar bisa melalui jembatan penghubung dari museum ke gedung utama, sebelum keluar kita harus melalukan taping lagi ke gate keluar. Perbukitan tawangmangu menjadi pemandangan indah yang menemani kita menyusuri sepanjang jembatan.


Area berikutnya yang saya kunjungi adalah taman Marigold yang penuh dengan bunga marigold mekar berwarna kuning dan merah. Taman ini persis berada di sebelah resto dan menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto.


Saya belum sempat mencicipi makanan di resto RAI karena sudah closed order, saat itu saya menuju ke resto sekitar pukul 16.45, dan RAI tutup pada pukul 17.00.


Selain itu, ada beberapa kegiatan workshop yang bisa dilakukan, seperti pembuatan sabun, pembuatan minyak telon, membuat Kokedama, dan lain sebagainya.

Area Workshop
Area terakhir sebelum pulang, Souvenir Shop yang menjual minyak esensial aromatheraphy (lavender, serai, citronella, dll) hasil produksi RAI, lilin aromatheraphy, difuser, kaos khas RAI, bath bomb kit, aksesoris, cemilan dan souvenir lainnya. Kisaran harga minyak esensial mulai dari 35.000 - 90.000 rupiah per botolnya. Lumayan banget kan untuk dijadikan oleh-oleh :)




Tips main ke Rumah Atsiri Indonesia: 
- Datang sejak pagi, agar bisa puas melakukan aktivitas dan menikmati suasana disini
- Bawa kamera mirrorless jika ingin hasil fotonya bagus
- Kalau ingin foto foto, pakai outfit yang kece yak, karna banyak spot instagramable
- Kenakan outfit yang nyaman

Thank you

Share Kajian: "Suamiku, Gerbang Surgaku"


Menikah harus lurus niatnya karna Allah,mencari surga

Kalau yg dicari kesenangan di dunia, maka akan dikecewakan


Jangan menikah hanya utk mencari kesenangan, menikahlah karena ibadah, menikahlah karena mencari ridho Allah, menikahlah mencari surga, menikahlah karena berharap menjadi orang2 yg dibukakan pintu surga dan masuk dari pintu mana saja

InsyaAllah akan dibukakan pintu-pintu kemudahan

Hormati suamimu, hargai suamimu


Jagalah suamimu dari matanya, jangan biarkan dia melihat darimu kecuali kecantikanmu secara fisik maupun hati

Jagalah suamimu dari telinganya,jangan biarkan dia mendengarkan darimu kecuali kata2 yg manis

Jagalah suamimu dari penciumannya,jangan biarkan dia mencium darimu kecuali  wangi (bau tubuh dan akhlaq)


Jaga kecantikan batin, biarkan suami melihat keindahanmu


Semoga yang belum menikah disegerakan menikah

Perbaiki perilaku kita pada suami

SIKAP


Yakin berharap pada sesuatu ternyata kosong.
Sudah tulus berteman ternyata dimanfaatkan.
Ikutan bahagia tapi sebenarnya ada rasa iri. 
Saling suka tapi saling menyembunyikan perasaan.
Bilang temen deket tapi di belakang palsu.
Hidup hura-hura, tiap hari happy, tiap hari ketawa, ternyata pelampiasan.
Katanya temen tapi menjatuhkan. 
Kalo butuh mendekat manis kalo gak butuh dicuekin. 
Menolong orang tapi kemudian diungkit dengan bangga. 
Ngejodohin ke orang lain padahal dianya sendiri yang suka.
Muka selalu senyum padahal hati lagi sedih.
Di sini bilang A di sana bilang Z.
Pengennya selalu jadi informan biar dibilang paling tau segalanya.
Cinta sih tapi kok menyakitkan.
Pendengar curhat tapi juga menyebarkannya.
Bilang ga usah, tapi hati ngarep.
Udah disakitin berkali kali tapi tetep sayang.
Si A serius, si B nya belum. Giliran si B serius, si A pergi. :(


Sikap orang itu lucu lucu ya, mungkin kita ada di salah satunya. Yah asal jangan keterusan, gak baik buat jiwa.
Good night~








#THOUGHT



 

Dalam setiap fase kehidupan akan selalu ada “pertanyaan” yang menggelitik kehidupan kita. 
Tapi, segampang itukah orang orang di sekitar kita melontarkan kalimat tanya tanpa berpikir dua kali.
Beginikah basa basi agar lebih akrab? Haruskah ini menjadi kalimat pembuka pada pertemuan setelah sekian lama? 
Seolah olah kita semua yang menginginkan hal itu terjadi pada kita dan orang lain bebas bertanya lalu berharap mendapat jawaban spektakuler.


Dear ladies and gentleman, actually we have no clue about that. We’re keep trying hundreds time, through many ups and downs, struggle, pray hard almost everytime without you all know, but then....we’re surrendered to God.
Ini bukan soal baperan, manusia punya hati dan sekalipun itu bercanda, tetap ada batasnya. 
So please mind your words, your simple words can change someone’s life, either be worse or better, depend on their impression. Not everybody can accept the same way.
Be wise, stay positive and good night



Backpacker Jepang, Ini 6 Hal Sepele Tapi Penting Disiapkan

Sering terlupa tapi PENTING dipersiapkan sebelum BACKPACKING ke Jepang!
Calon Backpacker Jepang, ini krusial!

Jepang itu unik. Satu hal yang menjadi kesan pertama ketika saya berkunjung ke Jepang. Budayanya, masyarakatnya, budayanya, etikanya, teknologinya, ah hampir semuanya unik. Sebagai backpacker tak salah jika kita mempelajari beberapa hal penting dan unik yang musti dipersiapkan sebelum menjelajah ke Jepang. Itinerary siap rapih, list barang bawaan komplit, dan siap packing tapi jangan lupakan hal sepele ini yang suka ketinggalan dan biasanya baru sadar kalo udah ketemu problemnya haha (curhat sih ini)
     1. Pelajari kecanggihan toilet Jepang
Toilet terbersih yang pernah saya temui adalah toilet di Jepang. Bagaimana tidak, semua toilet disana adalah toilet kering, tidak ada shower closet, tidak ada sampah tissue berserakan karena Jepang telah menggunakan tissue biodegradable yang dapat hancur di air, sampah tissue harus dibuang bersamaan ke dalam closet dan FYI mereka sangat membenci tissue bekas yang dibuang di tempat sampah, hal ini ditunjukkan dengan adanya sticker bertuliskan peringatan tersebut di toilet manapun yang saya temui.
Closet Jepang menggunakan teknologi yang cukup membingungkan bila tidak dipelajari terlebih dulu.
(gambar toilet)
Di setiap sisi akan terdapat panel semacam remote yang memiliki beberapa tombol ini :
(gambar dan jelasin fungsinya)


2.     Travel adapter
Steker/ colokan listrik Jepang jelas berbeda dengan di Indonesia. Jepang menggunakan colokan listrik berbentuk pipih dengan tegangan 110-120V, jadi amat sangat perlu membawa travel adapter bila tak ingin gadgetmu off dan berujung mati gaya. Travel adapter bisa kamu beli di toko-toko listrik, kalau aku beli online dengan harga 15 ribu saja, hehe.
Travel adapter universal-Untuk Jepang kita gunakan tipe pipih yang paling atas di gambar
Colokan Listrik Jepang, Source: Google


3.  Aplikasi scanner & translator
Di Jepang sedikit sekali dijumpai tulisan berhuruf alfabet, kebanyakan disana menggunakan tulisan berhuruf kanji, hiragana atau katakana dan sangat menyulitkan kita terutama saat mencari arah, nama tempat, atau membaca ingredient untuk memastikan bahwa makanan yang kita beli itu halal. Jadi biar gampang dan gak bingung untuk menterjamahkan, cukup instal aplikasi scanner & translator di smartphone atau tablet, saya sendiri memilih aplikasi bernama “Scanner & Translator” dari app store. Buat saya aplikasi ini super duper membantu untuk membaca ingredients, bahkan aplikasi ini sudah membuat saya tahu kalau saya baru saja memakan makanan haram! Hahaha (soalnya telat mau translate, keburu laper duluan)

      4. Coin Yen
Sepele memang, tapi siapa sangka recehan sangat dibutuhkan di Jepang untuk menyewa coin locker, membeli minuman di vending machine atau onigiri di minimarket. Koin yang paling dibutuhkan adalah koin pecahan 10 dan 100 Yen, karena banyak mesin di sana di set hanya menerima 2 jenis koin tersebut. Kalau untuk coin locker hanya menerima pecahan 100 Yen. Saya dan teman-teman sempat kebingungan mencari koin 100 Yen untuk menyewa coin locker di Shibuya Station, namun alhamdulillah ada seorang bapak bapak warga lokal yang berbaik hati menawarkan kami bertukar koin (kayaknya sih karna liat kami dari jauh keliatan panik nyari receh karena udah rogoh kocek kanan kiri, haha)
Salah satu jenis Coin Locker di salah satu stasiun

     5.  Bahasa Jepang
Pengalaman disana sebagai backpacker otomatis membuat kami harus berinteraksi dengan orang lokal untuk sekedar bertanya arah atau bertransaksi belanja. Sayangnya, kebanyakan orang lokal yang kami temui tidak bisa berbahasa inggris, walhasil kami dan mereka pun sama-sama mengerahkan bahasa tubuh berusaha saling memahamkan satu sama lain. Alangkah baiknya jika kita belajar sedikit kalimat bahasa Jepang berikut :
Dimana tempat ...?         = .... wa doko desu ka?
Berapa harganya?            = kore wa ikura desu ka?
Daging babi                         = butaniku/ pooku
Sapi                                        = niku
Ikan                                       = sakana
Ayam                                    = chikin
Lurus/terus                        = massugu
Kanan                                   = migi
Kiri                                          = kara hidari
Terima kasih                       = arigatou
Maaf/permisi                    = sumimasen

     6.Tissue basah
Seperti yang udah dijelasin di atas, toilet Jepang itu toilet kering! Pertama saya masuk toilet di Jepang adalah di terminal kedatangan Bandara Kansai Osaka. Begitu masuk saya lihat toiletnya tidak menggunakan remote yang artinya toilet ini manual. Biasanya toilet manual disana tidak menggunakan jet shower jadi gak bisa cebok pake air, dan ceboknya cuma pake tissue gulung, oh no! Bagi saya sih kurang bersih yaa rasa-rasanya.
Nah itulah gunanya kita perlu bawa tissue basah sebagai penyelamat saat cebok haha.
Nah itulah beberapa hal sepele tapi penting untuk disiapkan sebelum backpacking ke Jepang. Hmmm apalagi yaa? Buat yang punya pengalaman yang sama, silakan boleh ditambahin di komentar yak! Thank you

Bersyukurlah, Ini 5 Hal Yang Membuat Betah Kerja di Jakarta

Anak rantau Jakarta, bersyukurlah kalo kamu ditempatkan untuk bekerja di Jakarta, apalagi Kantor Pusat. Tidak selamanya bayang-bayang tinggal di Jakarta itu menyeramkan, justru kamu harus menyadari hal-hal positif yang mungkin ngga kamu sadari karena tertutupi keluhan soal Jakarta. Lupakan dulu yang sering kalian bicarakan soal kerjaan seabrek, soto semangkok 20 ribu, kosan harga di atas 1 juta tanpa AC, kualitas air yang kurang bersih, berisiknya klakson metromini, macet, dan panasnya di siang hari.
Pernahkah kamu membayangkan kamu bekerja di daerah terpencil, yang dikelilingi hutan, atau di ujung provinsi yang bahkan Indom**et saja belum ada?

Ya, bersyukurlah, coba renungkan 5 hal yang bikin betah kerja di Jakarta ini :

1. Akses pulang kampung mudah
Kalo kalian akan pulang kampung tidak perlu repot-repot transit ke banyak tujuan. Jakarta punya banyak rute pesawat di bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma yang siap menerbangkanmu pulang ke kampung halaman. Ada pula Gambir dan Senen buat pecinta kereta api yang siap menempuh berjam-jam perjalanan darat. Bayangkan saja jika kalian di tempatkan di daerah terpencil yang jauh dari kota, bahkan tidak ada bandara atau stasiunnya, kalian harus menempuh perjalanan darat 3-6 jam dulu menuju ke bandara/ stasiun, waktu kalian akan habis di jalan dan tentu saja menguras tenaga bahkan uang. 
http://assets.kompas.com/data/photo/2016/08/10/131630820160809kp13-kcm1780x390.jpg
sumber : Google

2. Banyak hiburan
Siapa yang tidak jenuh bekerja 5x8 jam bahkan ada yang 6x8 jam dalam seminggu?
Hiburan sudah menjadi kebutuhan penting untuk pelepas jenuh dan stress bagi kehidupan manusia terutama pekerja. Hiburan sendiri juga membuat jiwa dan raga kita fresh kembali sehingga siap untuk menghadapi yang namanya "Monday". Jakarta menyuguhkan banyak sekali hiburan yang menyenangkan untuk jiwa-jiwa yang lelah dan jenuh hehe. Mall, tempat-tempat wisata, wahana bermain, cafe-cafe yang bisa jadi tempat untuk mencari inspirasi, bioskop dengan film paling update se-Indonesia, tempat-tempat shopping dari harga murah sampai mahal, ada di Jakarta!
Bayangkan lagi bila bekerja di daerah, sedang suntuk-suntuknya, jenuh-jenuhnya tapi bingung mencari pelarian untuk menghibur diri saking terbatasnya sarana hiburan di daerah itu, bahkan bila nekat harus menempuh perjalanan jauh melewati hutan untuk bisa mencari hiburan di kota.
Wisata sejarah Kota Tua
Olahraga di Car Free Day
Cari inspirasi di Taman Menteng

3. Ada teman sekolah dan kuliah yang sama-sama kerja di Jakarta
Jakarta pusatnya perkantoran, lapangan kerja sangat luas dari perusahaan nasional, swasta, multinasional, lembaga pemerintahan, kementrian ada disini. Semua menyerap banyak sekali tenaga kerja dari berbagai penjuru Indonesia, dan ini tentu memperbesar kesempatan untuk bertemu dengan kawan lama semasa sekolah dan kuliah dulu. Dari pengalaman pribadi, sekitar 50 orang teman SMA dan 25 orang teman kuliah saya sama-sama bekerja di Jakarta bahkan sahabat-sahabat saya satu persatu mendapat penempatan bekerja di Jakarta. Hal ini tentu menciptakan kenyamanan tersendiri untuk kita, kita bisa bertemu walaupun kita jauh dari keluarga kita tetap punya somebody to rely on.



4. Ada peluang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sambil bekerja
Bekerja tidak menutup kemungkinan untuk kita melanjutkan kuliah dari D3 ke S1 atau S1 ke S2. Kampus-kampus berkualitas ada di Jakarta, seperti UI Salemba, BiNus, Universitas Trisakti, MM UGM Tebet, MM Universitas Brawijaya dan masih banyak lainnya yang tidak tersedia di daerah. Jika kalian punya minat dan tekad kuat untuk bekerja sambil kuliah, kampus-kampus tersebut pun menawarkan kelas weekend tapi jangan lupa perhatikan ijin dari perusahaan ya.
https://justtheothereyes.files.wordpress.com/2012/09/129-0726180830-graduates460x276.jpg
sumber :
https://justtheothereyes.files.wordpress.com/2012/09/129-0726180830-graduates460x276.jpg

5. Ongkir Online Shop yang murah
Buat para cewek-cewek atau wanita karir yang suka belanja via online shop atau yang biasa disingkat olshop, ngga perlu merasa terbebani oleh ongkos kirim ketika berbelanja di olshop, ya, secara base camp online shop kebanyakan di Jakarta. Tapi awas ya jangan sampai karena ongkir murah ini membuat kita hobi shopping online, hehehe.
https://blog.jejualan.com/wp-content/uploads/2016/08/online-shop-indonesia-6.jpg
sumber : Google
Jadi, kalau kalian mengeluh karena ditempatkan di Jakarta, atau kalian iri dengan orang yang bekerja di daerah karena beban kerjanya tak sebanyak kalian, coba ingat 5 hal ini.
Stay positive! :D






3D2N Belitung - D2

Hari kedua.......

Matahari pagi di Belitung sudah menyapa kami, pukul 8 pagi kami sudah bergegas naik ke mobil dan bersiap untuk menikmati keindahan alam Belitung di hari kedua.
Belajar dari pengalaman hari kemarin (ngantri makan siang), maka tujuan pertama adalah membeli bekal makan siang di sebuah warung nasi di dekat pelabuhan Tanjung Pandan. Sekotak nasi berlauk sepotong ayam, tahu, bihun dan sayur dihargai 18 ribu rupiah saja, harga yang amat sangat ramah di kantong untuk porsi besar ini.
Pak Dedi menyetir mobil dengan kencang mengantarkan kami ke Pantai Tanjung Kelayang, pemberhentian untuk island hopping. Perjalanan ditempuh kurang lebih 30 menit, oh iya di tengah perjalanan kami ketambahan 1 personil, yaitu crew Visit Belitong yang bertugas sebagai photographer kami bernama mas Fery.
Sebelum beranjak naik kapal untuk island hopping, mas Fery langsung mengajak kami berfoto di Pantai Tanjung Kelayang.

Baru sebentar kapal berjalan, kami berhenti di Batu Burung, dan ini menjadi latar belakang foto pertama kami.
berpose di ujung kapal
 
Puas berfoto kami melanjutkan perjalanan menuju ke Pulau Batu Berlayar. Dari kejauhan nampak beberapa kapal telah bersandar di tepian pulau dan wisatawan nampak berpose di beberapa sudut pulau.
Batu Berlayar
Pulau Batu Berlayar tidak terlalu luas, namun dari sini kita sudah bisa menikmati secuil keindahan Belitung. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan mengenai Pulau Batu Berlayar lebih baik anda langsung ke sini untuk mengagumi ciptaan Allah SWT ini :')


menuju Pulau Lengkuas









Let's move to next destination! Pulau Lengkuas jaraknya cukup jauh dari Pulau Batu Berlayar mungkin sekitar setengah jam perjalanan kapal. Dari kejauhan Mercusuar di Pulau Lengkuas tampak menyambut kedatangan kami dengan langit biru cerah yang melatarbelakanginya.
Bisa dibilang Pulau Lengkuas ini adalah destinasi utama trip di Belitung, karena disinilah kita bisa menikmati alam Belitung dari darat, laut, dan udara (ketinggian). Mercusuar menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, kita bisa naik ke puncak Mercusuar yang memiliki 313 anak tangga, 18 lantai dengan ketinggian 65 meter. Siapa yang berani? Saya merekomendasikan anda untuk mencobanya, tak semengerikan yang dibayangkan, rasa capek akan terbayar dengan keindahan pemandangan secuil nirwana dari ketinggian :')

secuil nirwana dari ketinggian
Nah bagi anda yang ingin naik ke Mercusuar, ada ritual khusus yang wajib dilakoni sebelum naik, jujur saya salut dengan pemerintah daerah setempat yang merawat bangunan ini dengan sangat serius. Jadi, sebelum kita naik ke Mercusuar, kita diwajibkan untuk membersihkan diri dari pasir yang menempel di badan. Tenang, tidak perlu bingung, disana sudah disediakan beberapa toilet (lucunya kami salah masuk toilet air asin, saat mengguyur muka sekaligus kumur, zonk, airnya super asin, ). Ternyata ada 2 jenis toilet, begitu masuk area Mercusuar, toilet air asin di sayap kiri dan toilet air tawar di sayap kanan. Di sana juga ada penjaga yang akan siap mengingatkan kita untuk mengisi kotak uang toilet hehe.
Setelah dari toilet kami di arahkan petugas untuk mengeringkan kaki, hebatnya disana juga sudah disediakan potongan-potongan busa yang ditempatkan dalam 1 ember untuk mengeringkan kaki dan membersihkan sisa-sisa pasir yang masih menempel dan kita hanya diperbolehkan berjalan di path yang sudah ditentukan bisa dibilang clear area-nya.
Begitu masuk, karna mungkin masih baru direnovasi, kita akan mencium bau cat yang masih segar, dan tentunya semakin ke atas udara semakin pengap hehe. Kondisi bangunan masih sangat bagus dan terawat, kayu dan besinya pun belum tampak ada yang keropos.

 313 anak tangga sudah dilalui, keringat bercucuran deras, dan inilah yang kami lakukan....
berpose di Puncak Mercusuar bersama Mas Feri dan Pak Dedi
berpose di dalam mercusuar, tepat di dekat lampu
 

Oh ya perkenalkan teman ngetrip saya (kiri ke kanan) : Afian, Aulia, Lala, Dwitya, Topenk, Anjar, Dian dan saya. Luar biasa ngetrip sama orang-orang ini, luar biasa konyol kelakuannya, dan sepanjang trip hanya tawa dan canda yang ada. Dan kami hanya butuh 3 hari untuk bisa seseru, seakrab dan sekompak ini. :))



pemandangan dari atas

Kondisi di atas mercusuar sudah tentu panas dan membuat keringat bercucuran, serasa masuk ruang sauna (agak lebay sih), tapi angin semilir dan pemandangan indah seakan membuat kami betah berada di atas.
Dari Mercusuar kita turun dan istirahat makan siang sejenak lalu lanjut foto-foto di atas batu. Saat itu cuaca sangat panas dan membuat batu terasa panas, harus berhati-hati pula karena permukaan batu yang cukup halus membuatnya menjadi licin.

sesaat sebelum snorkeling


abaikan kaki mas Fian haha


Sampai di spot snorkeling kami bersemangat untuk segera turun ke air dan menikmati pemandangan bawah air. Tour guide memberi kami roti untuk memancing agar ikan-ikan berdatangan.
Kondisi saat itu karena langit sedikit mendung visibility-nya kurang bagus, dan ini adalah terumbu karang di perairan sekitar Pulau Lengkuas.
Sayang sekali terumbu karang disini beberapa sudah rusak karena terinjak oleh wisatawan. Please buat siapapun yang snorkeling atau diving jangan pernah sentuh terumbu karang karena mereka sangat rapuh dan pertumbuhan mereka sangat lama, jadi jaga kelestarian mereka yah :)
terumbu karang sekitar Pulau Lengkuas


Puas menelan air asin, puas melihat-lihat terumbu karang saatnya naik ke permukaan dan pindah ke Pulau Pasir yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Pulau Lengkuas. Pulau Pasir hanya muncul di saat air laut mulai surut, namanya juga Pulau Pasir yang ada hanyalah pasir dan beberapa bintang laut. Pasir yang lembut, air yang jernih dan hangat membuat kami betah berlama-lama disini, aaaah enjoy~
Bahkan ada yang niat membawa floaties dan sukses membuat kami iri haha.













Menjelang senja kami balik ke Pantai Tanjung Kelayang untuk bersih-bersih. Di Pantai Tanjung Kelayang tersedia cafe dan juga toilet berbayar untuk bersih-bersih. Karena lapar kami pun memesan indomie rebus haha.
Sebelum kembali ke hotel, tour guide mengajak kami untuk berfoto di depan tulisan ini..


salam dari senja di Belitung
Sebenarnya tujuan kami selanjutnya adalah Pantai Tanjung Tinggi, namun karna hari sudah terlalu sore saat itu kami menggesernya menjadi keesokan harinya.


Travel tips:
- gunakan baju berbahan kaos, karena akan berpanas-panasan seharian
- barang wajib : topi, sunglass, sunblock
- karna snorkeling jangan lupa bawa baju ganti
- simpan kamera dslr/mirrorless anda demi keselamatan mereka hehe
- untuk action cam gunakan floating grip selama berada di dalam air
- jangan terlalu lama berfoto-foto jika tidak ingin kehabisan waktu dan akibatnya kehilangan salah satu destinasi